PLATBEKASI–Kawung Tilu atau Kawung Tiga, dalam Siloka Sunda adalah ungkapan kalimat atau pepatah dengan tutur kata yang dirangkai indah dengan makna yang luas. Kawung atau Aren adalah pohon yang banyak tumbuh di hutan tropis Indonesia tidak terkecuali dapat tumbuh di tataran Sunda Jawa Barat. Pohon kawung atau aren dari mulai akar, batang, daun, hingga buah semuanya itu memberikan guna dan manfaat buat kehidupan manusia.
Tilu atau tiga adalah hitungan ganjil yang melambangkan tiga unsur kehidupan keagaman yaitu Iman, Islam dan Ikhsan.
“Jadi Kawung Tilu adalah ungkapan kalimat atau pepatah (SILOKA) yang mengandung arti bahwa kehidupan manusia harus memberi manfaat orang banyak dengan menjalankan perintahNYA dan menjauhi laranganNYA,” kata Gunawan, Tokoh Masyarakat Cipayung, Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi.
Pemilik Wisata Adventure Kawung Tilu Bojong Rangkas, Kp. Ciranggong, Desa Cipayung ini mengungkapkan, apabila manusia ingin hidup berkah dan selamat di dunia maupun akhirat. Maka filosofis Kawung Tilu harus dilekatkan dalam hati sanubari dikehidupan sehari hari-hari.
Jika, angka Tilu atau Tiga dikaitkan dengan kondisi Pemerintahan Bekasi saat ini memang semestinya Pemkab Bekasi ‘Dicakra’ (Utama) karena kondisi Nista dan Maja sudah terlampaui kalau ditarik kedalam Siloka Sunda.
Oleh karenanya, Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Bekasi dalam pengungkapan kasus dugaan korupsi di Pemkab Bekasi tidak bisa lepas dengan angka ganjil Tilu atau Tiga. “Artinya, belum lengkap rasanya kalau hanya berhasil mengungkap 2 (dua) kasus dugaan korupsi, yaitu, Pengadaan Buldozer dan Retribusi Alat Ukur Tera Tera Ulang,” ujarnya.
Sebab dalam perhitunagan Sunda Kuno (Siloka) dikenal SRI – LUNGGUH – DUNYA. Kata Sri mengandung arti Bercahaya, Lungguh mengandung arti Duduk, sedangkan Dunya mengandung arti Rejeki.
Dalam hal, Kajari berhasil mengungkap dua kasus dugaan korupsi, baru memenuhi ungkapan SRI dan LUNGGUH atau Jabatan Yang Bersinar, sedangkan DUNYA atau Rejeki.
Akan tetapi Kepala Kejari akan lengkap menjabatnya di Kabupaten Bekasi manakala dapat mengungkap kasus dugaan korupsi minimalnya 3 (tiga) kasus. Spaya Siloka Sunda dapat terpenuhi yaitu SRI, LUNGGUH dan DUNYA. “Artinya, jabatan bersinar juga rejeki. Dan rejeki merupakan nilai suatu kekayaan oleh suatu entitas tertentu dengan harapan memberikan manfaat ekonomi dan sosial,” kata Gunawan.
“Semoga Kajari Kabupaten Bekasi yang saat ini sedang menjabat dapat memenuhi yang menjadi harapan masyarakat dalam penegakan hukum tindak pidana korupsi, minimal dapat mengungkap 3 (tiga) kasus dugaan korupsi di pemkab bekasi, Aamiin,” tutupnya. (Plat-Bekasi)