PlatBekasi.com – Alat pendeteksi virus corona buatan para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) bernama GeNose baru-baru ini resmi mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. Dan PT KAI pertama kali menguji alat ini sebagai test kepada calon penumpangnya.

Berbeda dengan Swab dan Rapid Tes yang harus mengambil sample darah atau kelenjar di tubuh, GeNose mendeteksi virus melalui embusan napas yang disimpan di dalam sebuah kantung. Napas yang diambil adalah napas ketiga untuk mendapatkan hasil mendekati keadaan sebenarnya.

“GeNose adalah tes alternatif deteksi Covid-19 produk merah putih karena buatan Doktor di UGM. Dan ini sudah diuji cobakan orang besar seperti Sri Sultan, Gubernur Jateng, Bahkan dibackup oleh BIN dalam penelitiannya,” kata Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Muhammad Nuh, Rabu (10/02/21).

Kemudian, kata Politisi PKS ini alat tersebut juga telah mendapat surat layak ijin edar oleh Kementerian Kesehatan. Maka dari itu, ia meminta Pemerintah Pusat untuk memberikan dukungan kebijakan agar GeNose tersebut bisa digunakan di Kabupaten Bekasi.

“Harusnya ada dukungan dari pihak pemerintah pusat, supaya masyarakat tidak ragu. Memang dana yang dikeluarkan untuk penelitian ini merupakan dana mandiri, artinya kasihan juga kalau gak dibackup dengan dukungan kebijakan, karena alat ini dalam beberapa hal banyak keunggulan,” kata dia.

Keunggulan yang dimaksud, kata dia, dari sisi waktu hasil tes dari GeNose ini hanya membutuhkan waktu satu menit. Harganya pun terhitung murah jika dibandingkan alat tes lain.

“Dari sisi tes, dari pengambilan sampel sampai hasil hanya satu menit, akurasinya menurut pernyataan penemunya diatas 90 persen. Dan lebih murah, biayanya antara 15-20 ribu saja,” bebernya.

Agar alat tersebut dapat digunakan di Kabupaten Bekasi, Nuh mengaku telah mengkomunikasikan hal tersebut ke Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi.

“Saya sudah mengkomunikasikan kepada satgas Covid, ini sebaiknya diuji cobakan disini, hitungannya lebih murah mungkin perusahaan swasta juga bersedia untuk membantu atau menggunakan ini karena hasilnya lebih cepat, lebih murah dan tidak menyakitkan karena tidak ada sentuhan. Ini kan hanya menghembuskan nafas, kurang dari satu menit hasilnya keluar,” ungkap dia.

“Saya sudah menanyakan kepada tim satgas covid, dan saya masih berusaha untuk disampaikan kepada Bupati. Katanya alat ini juga telah digunakan di KAI.” tandasnya. (PB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *