PLAT BEKASI, PEBAYURAN-Warga Desa Bantarsari dan Karangpatri, Kecamatan Pebayuran mengeluhkan pembangunan jembatan buntung. Pasalnya jembatan dibangun tanpa ada akses jalan. Akibatnya jembatan kini hanya bisa dipandangi tanpa bisa dilalui meski pembangunannya sudah rampung.

Bukannya itu, terlihat asal jadi. Pasalnya ada bagian jembatan memakan bahu jalan, warga khawatir menjadi malapetaka bagi pengendara yang melintas.

Salah satu warga Kong Anim mengaku tidak paham dengan tujuan dibangunnya jembatan itu, yang pasti jembatan itu tidak biasa digunakan oleh masyarakat apalagi petani sekitar.

“Saya nggak paham ini untuk apa sasak (jembatan) seperti ini susah digunakannya untuk warga,” kata dia, Rabu (8/12/2021).

Jembatan buntung tanpa akses jalan.

Sementara, Ketua Umum Sniper Indonesia Gunawan mengatakan, penemuan jembatan buntung yang dibangun Pemkab Bekasi dengan anggaran APBD 2021 ini sudah viral, hingga adanya keluhan dari masyarakat sekitar atas pembangunan jembatan ini.

Bahkan ada sekitar 30 titik pembangunan jembatan ‘buntung’ (tanpa akses jalan) yang dibangun Pemkab Bekasi melalui Dinas Sumber Air Bina Marga dan Bina Konstruksi, yang tersebar di beberapa kecamatan. Seperti yang ada di Kampung Pulo Kecil, Desa Karangpatri, Pebayuran.

“Jembatan ini sudah menjadi jembatan viral bahkan kami sudah menemukan ada kurang lebih hampir 30 titik jembatan yang tersebar di beberapa Kecamatan seperti Kecamatan Cabangbungin, Pebayuran, Sukawangi dan Karangbahagia,” jelas dia.

Jembatan buntung, Gunawan menyebutnya. Karena jembatan ini tidak memiliki akses jalan, jembatan yang dibangun langsung ke sawah bahkan tidak ada pemukiman masyarakat yang ada hanya hamparan sawah.

“Saya heran sekali dengan Bidang Pembangunan Jembatan, di Dinas Sumber Air Bina Marga dan Bina Konstruksi, kok bisa mereka membangun jembatan buntung seperti ini, karena bukan hanya satu, yang saya temukan,” tegasnya.

Kang Gun panggilan akrab Gunawan menduga  pembangunan jembatan buntung seperti ini tidak melalui mekanisme perencanaan yang benar, semestinya sebelum mengalokasikan anggaran survei dulu ke lokasi dan pastikan titik itu, apakah ini sudah layak dibangunkan sebuah jembatan.

“Saya menduga mekanisme perancanaan tidak benar, karena yang namanya jembatan itu dibangun untuk kebutuhan masyarakat, agar masyarakat di kedua wilayah itu, mungkin terkendala dengan sungai seperti ini atau mungkin dengan danau bisa dihubungkan dengan sebuah jembatan. Tapi nyatanya jembatan ini tidak ada akses dan hanya ada hamparan sawah. Artinya Pemkab Bekasi sudah menghaburkan anggaran demi pembangunan jembatan buntung yang tidak ada manfaatnya sama sekali,” tandasnya. (Plat-B)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *