PlatBekasi.com – Dampak dari mogok jualan para pedagang daging sapi se-Jabodetabek, kini harga jual daging sapi alami kenaikan. Pasalnya, hal itu diakibatkan karena rendahnya supplai daging ke pasaran.
Bahkan di pasar pun turut terjadi juga kelangkaan bahan pangan seperti; tempe, tahu, toge, serta melambungnya harga jual cabe rawit sampai Rp 90.000/kg, harga Ayam Rp 28.000/kg, daging sapi segar Rp 125.000/kg, daging sapi import Rp 80.000/kg.
Salah satu ketua Paguyuban pedagang mie dan Bakso, ketika dijumpai awak media di pasar Cikarang, Sabtu (23/01/21) siang, Bambang mengemukakan, banyak pelaku Umkm di sektor kuliner yg berbahan baku daging sapi mengeluh akibat mahalnya bahan baku.
“Sementara mereka tidak bisa menaikkan harga jual karena daya beli masyarakat yg rendah akibat pandemi covid 19. Selama PSBB dan PPKM omzet mereka juga turun dratis hingga 50% dari omzet biasanya. Karena operasional jualan mereka dibatasi pengunjung makan ditempat (Dine-in) dan waktunya, sehingga secara otomatis pendapatan/omzet dan Rejeki mereka berkurang.” ungkapnya.
Efek ini, kata dia disebabkan karena Carut marut Tata kelola Niaga Daging Sapi di Indonesia, yang terjadi sejak Tahun 2004. Karena banyak dikuasai oleh mafia/kartel daging sapi, baik sapi hidup ataupun daging sapi beku import. Padahal pada masa pemerintahan Bapak SBY mencanangkan pada tahun 2024 swasembada daging sapi.
“Buruknya tata kelola niaga daging sapi ini, telah menyebabkan masyarakat kecil yang seharusnya bisa membeli daging sapi dengan harga yg murah. Tetapi faktanya harga daging sapi mahal dan tidak terjangkau oleh rakyat kecil, Hanya di Era kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Pak Ahok rakyat kecil mendapatkan subdisi untuk membeli daging sapi dg harga yg murah.” imbuhnya.
Begitu juga dengan regulasi dan pejabat pelaksana yg lebih condong mempermudah proses import dari pada pemberdayaan dan rendah perlindungan terhadap para peternak sapi lokal. Yg sebenarnya sumber daya alam (SDA) dan Sumber daya manusianya (SDM) sangat kaya dan mumpuni. Serta hasil daging sapinya lebih berkualitas dgn harga yg lebih murah.
“Kami selaku perwakilan Asosiasi Pedagang Bakso Indonesia memohon Kepada Yth. Bapak Presiden Jokowi agar segera membuat Regulasi dan Membenahi tata kelola niaga daging sapi di Indonesia ini. Agar Rakyat kecil, Pedagang Kecil, dan Peternak Sapi lokal bisa mendapatkan harga daging sapi yg murah dan berkualitas super. Hingga akhirnya Indonesia bisa Swasembada Daging Sapi pada Tahun 2030.” demikian harapnya. (PB)